Tawa Si Miskin Air Mata Si Kaya
Tawa Si Miskin Air Mata Si Kaya - kisah nyata penuh hikmah tanpa
rekayasa dari kehidupan pribadi saya sebagai penulis blog ini , judul
"Tawa Si Miskin Air Mata Si Kaya " muncul sewaktu saya bangkit dari
duduk karena perut terasa lapar, tepat ketika aku berdiri tidak di
sengaja saya ingat Almarhum bapak, ketika 3 hari sebelum wafat beliau
sedikit curhat . Berikut curhat bapak saya .
Bapak : kegiatan jual rujak emak sama bapak sekarang semakin lancar ,
tapi rasanya tetangga dan lingkungan kok menjauhi emak dan bapak ,
kira kira apa yang salah ya ?
Saya : Mungkin emak sama bapak kurang sosialnya sama lingkungan ,
kurang bisa menjaga kerukunan sama lingkungan atau mungkin kurang
komunikasi sama lingkungan , coba di cek lagi pak...
Bapak : Kegiatan lingkungan Rt saya aktif, takziah , sumbangan acara
resepsi, sunatan emak dan bapak juga aktif , komunikasi juga aktif ,
tapi sepertinya orang orang kurang getu srek kalau di ajak ngobrol,
emang apa yang kurang dengan cara bapak komunikasi.
Saya : Mungkin bapak pernah menyakiti mereka, atau cara bapak
mengucapa terkesan menggurui atau gimana getu pak .
Bapak : Setahu bapak sih, kalau ngomong sama mereka gada hal seperti
itu, bapak suka becanda loh, hidup sekali ini aja buat apa sih sombong
sampai menggurui segala.
Saya : Mungkin ada masalah antara bapak dan orang di lingkungan pak ,
yang bapak tidak ketahui .
Bapak : Sepertinya tidak juga , cuma belakangan ini , sejak bapak
pulang dari merantau dan buka usaha di rumah serta buka konsultasi
spiritual memang lingkungan kesanya seperti tidak srek atau bisa di
bilang tidak setuju alias iri , kadang kepikiran juga sih , apa karena
bapak ini miskin jadi di anggap tidak pantas jadi tempat curhat orang
lain, apa karena emak sama bapak ini bodoh hingga tak boleh buka usaha
, getu ya ?
Saya : bisa jadi seperti itu pak, saya sendiri mengalami , dari semua
kegiatan yang saya lakukan selalu di pandang sebelah mata oleh
lingkungan , tapi saya diam dan terus saya kembangkan kegiatan saya .
Bapak : Secara pribadi saya sebagai orang tuamu sebenarnya tidak tega
melihat kondisimu, tapi bapak tidak punya apa apa , terus menurutmu
gimana cara menjaga sikap di tengah lingkungan orang yang memandang
rendah orang miskin dan membanggakan kekayaanya?
Saya : Bapak mungkin lebih paham , tapi saya punya ide tambahan .
Sikap kita di hadapan orang yang seperti itu tidak lain dan tidak
bukan hanyalah mengakui diri sendiri ini saja pak. Yah beginilah cara
bergaulnya orang miskin sama orang kaya, misalnya di cuekin ya bilang
saja beginilah resiko orang miskin , misalnya di hina ya beginilah
nasib orang miskin dll, intinya akui saja bahwa kita ini miskin pak,
kali saja mereka mau memabntu , tapi kalau tidak membantu juga ndak
apa .
Bapak : wah bener juga ya ? Jadi intinya kehidupan orang miskin itu
tidak sama dengan kehidupn orang kaya. Hahahahah ( bapak tertawa )