Tentang Merenung

Banyak sekali kejanggalan yang bisa di rasakan , banyak sekali ketimpangan yang bisa di buat bahan pemikiran , hingga harus berhenti sejenak untuk merenung agar tidak bingung.
Tak berani menganggap diri sudah benar sendiri , juga tidak berani mengakui kesalahan yang sudah di jalani, mau mengomentaripun enggan jika ingat resiko kedepan.
Hanya bisa diam sambil menunduk jalan kedepan semampu sebisa sekuat tenaga sambil pasrah dengan semua kehendaknya.
Tak jarang diri ini penasaran dengan gemerlapnya pemndangan tapi tak jarang juga hati harus tunduk dengan perasaan dan harus rela menjinakan pemikiran.
Kejadian demi kejadian terus berjalan , aku harus menepi agar tak terbawa arus kehidupan, bahkan aku harus iklas jika memang harus hilang dari peredaran peradaban tanpa di kenal apalagi di kenang.
Duduk sendiri menulis apa yang perlu di tulis tanpa tawa tanpa tangis.