Akibat Salah Pergaulan Dan Pendidikan

Susahnya Hidup Bersama Orang Tamak - tamak adalah mengharap pemberian
orang lain tanpa usaha, tidak sebatas pemberian materi berupa uang dan
barang tapi juga waktu dan kesempatan serta tanggung jawab dan
penghormatan.

Kalau tamak soal pemberian barang dan uang mungkin sedikit banyak
pembaca ataupun saya sudah sering menjalani walau tahu bahwa itu dosa
dan tidak baik untuk kwalitas hidup kita , lebih jauh lagi jika kita
amati ternyata tamak itu ada yang lebih dahsyat lagi dari sekedar
berharap materi , yaitu tamak tanggung jawab dan penghormatan tanpa
mau berjuang dan berkorban.

Kisah nyata dari seorang gadis yang konon katanya gadis tersebut
mungkin pingin di katakan wanita karir atau apalah yang pasti gadis
tersebut memiliki antusias ingin dapat pengakuan atau perhatian supaya
tanpak seperti ini dan itu , mulai biar terkesan ke arab araban,
terkesan solehah, terkesan cerdas dan patut di banggakan dan lain
sebagainya pokok britis banget.

Untuk melancarkan hasratnya gadis tadi menggunakan berbagai cara
,mulai dari memilih penampilan, gaya bicara, gaya prilaku bahkan soal
makan dan tidurpun di desain sedemikian rupa , tapi sayang karena
keterbatasan materi dan status sosial yang dia miliki maka untuk
melancarkan keinginanya tidak jarang hari harinya terus berusaha
mencari simpati dengan harapan orang tadi mau memberikan apa yang dia
inginkan.

Keterbatasan ekonomi serta perhatian orang tua terhadap ahklak di
sertai tekanan dari saudara yang memiliki karakter sama dan dukungan
orang tua yang memang menginginkan anaknya tampil seperti itu, gadis
tadi masuk sebuah lembaga pendidikan setingkat pertguruan tinggi
,istilah krennya gadis tadi kuliah.

Masih pada mental tamak gadis tadi, ternyata pendidikan tinggi yang di
jalani saat itu tidak merubah dirinya menjadi orang yang berwawasan
luas dan berprilaku baik tapi malah sebaliknya , dia malah
membanggakan status pendidikan yang dia jalani, kesan gengsi dan sok
jaga harga diri semakin tanpak, kerakusan untuk mencari kesenangan
dengan sedikit berjuang semakin menggila, hingga akhirnya sampai pada
tahap pacaran

Gadis mulai mengenal pacaran , lengkap sudah apa yang inginkan gadis
tadi, penampilan yang di dukung pendidikan serta pacaran yang di
anggap sebagai simbul remaja gaul sekarang .

Singkat cerita , gadis tadi mulai kenal lelaki dengan bangga dia
memiliki lelaki sebagai pacar, tak segan gadis tidur bersama di villa
tempat wisata dengan pacarnya bahkan sampai harus kehilangan
kesucianya.

Tidak sampai di situ saja, gadis tadi tak pernah menyesali bahwa
dengan hilangnya kesucianya maka sebenarnya dia sudah tidak berharga
di depan pacarnya, tapi beda denganpemikiran gadis tadi , bahwa dengan
kehilangan keperwananya di meras pahlawan di depan pacar karena sudah
mau berkorban demi suatu hubungan , dia merasa menang karena sudah
berani berjuang dan berkorban untuk membuktikan kesetiaan.

Waktu berjalan, pacar yang telah berhasil mengambil kesucianya lama
lama mulai menjauh akhirnya tidak ada kabar, gadis masih tetap tenang
karena dalam pikiranya wanita modern tidak perawan itu sudah biasa
jadi tak ada dampak apapun atas hilangnya keperawan dirinya. Waktu
bejalan dan masih aman gadis masih menjalankan aktifitasnya dengan
tanpa meninggalkan sedikitpun karakternya yang sukan hidup senang
sedikit berjuang bahkan tanpa berkorban.

Usia gadis kian bertambah tiba saatnya gadis haris menikah, pelamar
datang singkat cerita gadis di nikahkan , dan sang suami
mempertanyakan keperawanan , gadis tidak bisa mengelak dari kenyataan
akhirnya suami ingin menceraikan gadis tidak mau dan....(bersambung
....)