Hidup Tanpa Prinsip Mapan

 Hidup Tanpa Prinsip Mapan - kisah nyata dari orang sekitar saya baik teman, saudara atau yang di sebut sahabat, kalau sudah bahas tentang prinsip rasanya hati saya ini banyak tidak sreknya , bukan karena saya ingin ikut campur dengan urusan orang lain , cuma rasa kawatir saja jika ada apa apanya dengan yang mereka jalankan entah sedikit atau banyak orang teredekatnyalah yang akan kena dampaknya.

 Saya pernah menulis tentang Bekerja Sama Dengan Orang Bodoh Dan Pemalas , di sana ada yang memberi komentar bahwa hanya orang bodoh saja yang mau bekerja sama dengan orang bodoh . Bagaimana jika orang yang di anggap bodoh itu adalah saudaranya sendiri bahkan orang tuanya sendiri di mana tuntutan kerja sama tadi tercipta bukan karena ada kesepakatan yang terencana tapi karena memang ikatan keluarga atau tuntutan sosial.

 Usia sudah bisa di bilang cukup dewasa , tak kurang dari 35 tahun tapi sayang sekali memikirkan masa depan yang mapan saja kok kesanya susah banget , padahal sudah di beri nasehat dan saran serta bukti nyata bagaimana duduk masalah yang sebenarnya supaya dia tidak melakukan hal yang sekiranya beresiko bagi dirinya keluarga dan orang lain .

 Saya punya teman, usia sekitar 35 tahun status dudha , dia memiliki memiliki 4 adik , dan masih memiliki satu orang tua yaitu bapaknya , kondisi ekonomi bisa di bilang minus sekali , hanya satu rumah warisan dari ibunya itupun sekarang dalam kekuasaan keponakanya (anakn dari adiknya ) kejadian ini saja di mataku sudah aneh, bagaimana seorang cucu bisa menguasai hak waris anak , di tambah lagi keinginanya yang ingin kerja ke kota tepatnya jakarta . terus orang tuanya siapa yang mengurusi , terus konflik keluarga siapa yang bertanggung jawab dll .

Saya sering kali beri saran , sabar dulu saja di rumah tunggui orang tuamu toh di rumah juga ada kerjaan , kalaupun kamu keluar kota belum tentu di sana kamu bisa dapat uang dalam waktu singkat tapi sudah pasti orang tuamu terlantar, keponakanmu makin buat onar dan adik adikmu makin tidak jelas .

Anehnya dengan nasehat dan saran seperti itu orang tadi bukannya sadar tapi malah terkesan aku halang halangi . di tengah tengah pembicaraan saya hanya bisa diam sambil berfikir apa ya penyebab orang ini kok begitu buta dengan tanggung jawabnya atau memang aku yang tidak paham dengan permasalahan yang dia pikirkan