Memahami Dan Menghayati Arti Takdir Ilahi

 Memahami Dan Menghayati Arti Takdir Ilahi - sampai titik ini banyak sekali pertanyaan yang tersimpan dalam hati , sebagai manusia normal yang punya rasa , akal dan pikiran tentunya memiliki berbagai keinginan, menjadi ini menjadi itu , punya ini punya itu biar begini dan biar begitu dan masih banyak lagi di mana semua keinginan tadi berputar melebihi rotasi bumi , masih mending putaran bumi , walau putaranya cepat tapi tetap satu arah dan kecepatanya juga tidak berubah , buktinya waktu siang dan malam dari jaman dulu juga tetap getu saja .

 Putaran bumi tidak sama dengan putaran otak manusia , mungkin inilah salah satu bukti bahwa manusia di ciptakan sebagai mahluk sampurna oleh Allah , yang jadi pikiranku sekarang ini adalah munculnya sebuah perasaan yang bisa di bilang cukup mengganjal di hati , seperti yang saya sampaikan di atas bahwa sebagai manusia yang normal tentu punya rasa dan keinginan serta kemampuan menerka , terlepas hasil terka tadi tepat atau tidak , itu lain lagi .

 Saya mengamati banyak sekali kenyataan yang kurang sesuai dengan nasehat dan saran yang saya ambil dari bacaan , sebagai contoh adalah nasehat :
1. Tolonglah orang dan kamu akan di tolong orang
2. Hormatilah orang lain kamu akan di hormati orang lain
3. Perdamaian itu indah
4. Jangan sombong karena itu tidak baik
5. Jangan Serakah karena itu juga tidak baik

Dan masih banyak lagi nasehat nasehat lainya , jika saya tulis bisa tidak muat di halaman ini , yang jadi kendala dalam hati saya adalah Untuk siapa dan apa nasehat ini ? Saya yakin pembaca tahu betul bahwa nasehat tersebut sudah di ketahui orang banyak dan saya yakin bahwa nasehat seperti di atas itu di setujui orang banyak , anehnya sebanyak orang yang tahu nasehat tersebut tapi sedikit sekali yang menjalani .Bukti saja sampai sekarang perdamaian masih sulit di temui , kejahatan masih di mana mana , ketimpangan sosial juga masih ada . Nasehat sederhana di atas tentu juga di pahami oleh kebanyakan pemimpin dunia bahkan sampai kalangan bawah lingkungan sekitar kita , bahkan sampai diri kita sendiri , tapi mari kita tengok apakah nasehat yang sederhana itu tercipta di sekitar kita , saya yakin di sekitar kita tentu ada orang yang sombong, serakah egois dll bahkan sampai diri kita sendiri. itu bukti kecil betapa dunia ini aneh . tapi hal tersebut toh di anggap normal normal saja . akhirnya kita harus berkata okelah mungkin hal tersebut normal saja dan memang begitu normalny .

Sebagai seorang yang beragama saya memiliki keyakinan bahwa di balik keadaan yang kita jalani ini ada kekuatan yang mengatur yaitu takdir ilahi , hidup ini berpasang pasangan ada siang ada malam, ada pagi ada sore ada susah dan ada gembira , dari kedua pilihan tersebut ada tanda tanda yang menyertainya , misalnya orang kaya itu banyak hartanya , orang cantik itu indah tubuhnya ( berfikir normal saja ga sah dalam dalam ) , yang jadi ganjalan hati saya adalah hidup ini memamng berpasang pasangan , ada untung dan rugi ada sedih dan bahagia , untuk menjadi orang beruntung tentu ada perlengkapanya dan untuk menjadi orang celaka juga ada perlengkapanya . kembali lagi sebagai manusia normal tentu di beri hak untuk menerka apakah hidup kita ini termasuk hidup yang bermuara pada keberuntungan atau kecelakaan , dengan mempertimbangkan sarana yang telah di berikan Allah pada diri kita masing masing.
Mungkinkah orang miskin itu memang di takdirkan untuk menjadi orang yang celaka dan si kaya memang di ciptakan sebagai mahluk mulia ? ini bila di lihat dari materi , ada juga bila di lihat dari jalur keturunan, golongan, suku dan ras . di mana hal tersebut terkadang lebih mendominasi sebagai penunjuk arah jarum takdir illahi sebatas pemikiran manusia normal berakal tapi bodoh seperti saya ini.
Contoh kecil :
Ada orang miskin untuk cari makan saja susah , apalagi untuk sekolah , selanjutnya bagaimana dia ingin ibadah sedang ilmunya tidak tahu , lebih jauh lagi bahwa orang miskin cenderung dapat tekanan mental dari lingkungan , dan kurang bisa menyuarakan hati nuraninya dll , langsung saja mungkinkah si miskin tadi hidup bahagia dan mungkinkah si miskin tadi mati dalam kondisi baik untuk kemudian masuk surga ?