HERBAL MEMBERIKAN HARAPAN BAGI PENDERITA PENYAKIT MEMATIKAN

HERBAL MEMBERIKAN HARAPAN BAGI PENDERITA PENYAKIT MEMATIKAN

Pada masa lalu kebanyakan orang menggunakan herbal karena tradisi atau alas an ekonomi tidak mampu membayar dokter. Tampaknya kini alas an tersebut mulai bergeser. Masyarakat mulai banyak memanfaatkan herbal sebagai pengobatan karena menyadari khasiat dan kemanan herbal. Pengobatan herbal memiliki efek samping lebih rendah daripada obat-obat kimiawi. Tidak heran jika herbal semakin popular tidak hanya di Indonesia, tetapi juga Negara-negara lain yang juga melakukan penelitian mengeanai khasiat herbal.

Masyarakat Cina tradisional menganggap makanan adalah sumber penyebab terjadinya penyakit. Contohnya pola hidup modern yang tidak sehat memicu munculnya penyakit-penyakit mematikan. Gaya hidup yang serba sibuk dan serba ingin cepat membuat sebagian masyarakat tidak meluangkan waktu untuk mengonsumsi makanan sehat yang dibutuhkan oleh tubuh.

Demi kepraktisan langkah kaki lebih sering menuju restaurant cepat saji daripada makanan sehat berserat buatan sendiri. Tempat-tempat yang menyediakan makanan cepat saji ini makin banyak ditemui terutama dikota-kota besar. Meskipun harganya relative tinggi namun tidak menyurutkan niat meraka untuk menikmatinya. Bahkan kandungan lemak di dalamnya yang dapat membahayakan kesehatan pun seolah terbang dari pikiran.

Karena kesibukan pula mereka sampai tidak dapat meluangkan waktu untuk berolahraga secara teratur untuk membakar lemak tubuh yang menumpuk. Akibatnya berbagai penyakit hinggap akibat pola hidup yang tidak sehat.
Didukung factor-faktor pendukung lain yang memperparah penyakit, penderita penyakit mematikan awalnya pergi berbondong-bondog ke dokter. Ketika pengobatan konvensional tak membuahkan hasil mereka pindah ke pengobatan herbal. Para penderita penyakit mematikan yang berhasil sembuh dengan obat herbal menambah keberhasilan kisah gaya hidup back to nature. Padahal ada yang dating ke dokter lalu divonis tak ada harapan sembuh, begitu beralih ke pengobatan herbal dia sembuh dan dapat bekerja kembali seperti sediakala.

Penting untuk selalu diingat bahwa pemakaian herbal sebagai obat bukan berarti aman 100%, melainkan memiliki ketentuan atau takaran sendiri. Jika berlebih tetap akan menimbulkan efek samping. Endah Lasmadiwati, praktisi herbal di Jakarta pernah menuturkan terjadinya kasus setelah mengonsumsi buah mahkota dewa dan temu putih yang dijadikan andalan untuk menumpas sel kanker. Selain sakit tenggorokan mendadak, orang yang mengonsumsi ramuan tersebut justru mengalami pendarahan. 

Usut punya usut ternyata biji mahkota dewa tak boleh dikonsumsi karena sangat beracun. Buah mahkota dewa dan temu putihpun tidak boleh diminum selagi haid karena akan memperhebar pendarahan. Oleh karena itu, penderita harus hati-hati terutama masalah dosis. Sebelum mengonsumsi herbal, penderita harus teliti ketika membeli atau mencari bahan-bahan yang dibutuhkan agar tidak terjadi kesalahan. Jangan asal konsumsi, pelajari lebih dulu atau bertanya pada yang ahli.

Kedisiplinan dalam mengonsumsi herbal juga memiliki peran penting dalam pengobatan herbal. Oleh karena itu keteraturan dan kontinuitas dalam mengosumsi herbal sangat dibutuhkan. Semakin si penderita disiplin semakin cepat pula dampak positif yang dirasakan.