TASRIPIN KORBAN KEMISKINAN STRUKTURAL

Tasripin hanyalah salah satu gambaran kemiskinan yang ada di Banyumas  , Tasripin korban kemiskinan struktural "Masih banyak lagi Tasripin lain di Banyumas" Sosiolog Unsoed , Sulyana Dadan , Kamis 18/4/2013 .

Fenomea Tasripin di angkat oleh media massa dan menjadi perhatian publik , Presiden Sby ikut memantau melalui Twitter , Bocah umur 12 tahun dari gunung lurah kecamatan  Cilongok Banyumas , yang menghidupi tiga adiknya , Ibunya sudah meninggal dan bapaknya bekerja di kalimantan .
TASRIPIN KORBAN KEMISKINAN STRUKTURAL

Dadan menambahkan, munculnya fenomena Tasripin merupakan bentuk keterlambatan Pemerintah Banyumas dalam menangangi masalah ini. "Logika menunggu laporan dari bawah ini sangat Orde Baru sekali, harusnya pemerintah cepat tanggap untuk segera turun ke bawah," katanya.
Masih menurut Dadan, semangat solidaritas masyarakat masih tinggi dengan banyaknya bantuan yang datang untuk Tasripin. "Dalam sudut pandang sosiologis, ada dua macam solidaritas yang muncul, yakni solidaritas organik dan solidaritas mekanik," ujarnya.
Ia mengatakan, dalam kajian sosiologis, solidaritas mekanik mengacu pada masyarakat desa yang sebenarnya memiliki kesadaran yang tinggi terhadap sesama. Dengan solidaritas itu, kata dia, Tasripin dan ketiga adiknya akan tetap bisa hidup karena kesadaran kolektif masyarakat desa yang tinggi.
Sementara solidaritas organik, kata dia, muncul dalam masyarakat perkotaan. "Jika Tasripin tinggal di kota, maka ia akan menjadi gelandangan," kata dia menambahkan.

Saat ini Tasripin dan ketiga adiknya menginap di hotel di Purwokerto. Mereka menginap di hotel karena rumah mereka sedang direnovasi oleh tentara. "Kuswito (Ayah Tasripin) baru sampai di Surabaya pada pukul 01.00 dini hari, kemungkinan besok akan sampai di Purwokerto," kata Nasihati, 43 tahun, keluarga dekat Tasripin.

Tasripin bersama adiknya mengaku betah senang tinggal di hotel karena kasurnya empuk. "Tapi sudah pengin pulang ke rumah," kata Tasripin.

ARIS ANDRIANTO
Sumber Berita : tempo.co