Tipudaya dalam Mencampuraduk Taat dan Maksiat
Tipudaya dalam Mencampuraduk Taat dan Maksiat
Ada yang mendekati kalangan yang tertipu diatas, yaitu kalangan yang mencampurkan tindakan kemaksiatan dan ketaatan. Hanya saja kemaksiatannya lebih banyak, sementara mereka bersandar pada ampunan Tuhan, disampoing berasumsi bahwa kebajikannya bisa menebus kemaksiatannya. Tentu tindakan ini merupakan kebodohan total.anda bisa melihat mereka bersedekah dengan harta halal dan harta haram. Harrta mereka diperoleh dari banyak orang dalam bentuk-bentuk syubhat yang berlipat ganda. Ia seperti orang yang meletakkan pada timbangan sepuluh dirham pada timbangan yang disisinya seribu, ia berharap agar timbangan itu berimbang dengan yang sepuluh dirham. Tentu saja puncak ketololan.
Ada juga yang bersumsi bahwa taatnya lebih banyak dibanding maksiatnya. Sebab ia tidak pernah introspeksi diri dan tidak pernah merasa disenjangkan kemaksiatan. Bila ia melakukan ketaatan, ia sangat menjaga dan menghitung-hitungnya. Seperti orang yang beristighfar melalui lisan dan bertasbih sehari semalam, misalnya seratus kali dan seribu kali, namun ia terbisaa menggunjing sesama muslim dan berbicara dengan ucapan yang tidak diridhai Allah sepanjang hari. Ia berpalling pada tindakan keutamaan tasbih, dan melupakan dosa dan siksaan orang-orang yang pendusta, pengadu domba dan para munafikin. Padahal menjaga ucapannya dari segala kemaksiatan lebih diutamakan daripada tasbihnya. Sungguh Maha Suci Dzat Yang menghalalngi kita dari tindakan tersebut.
Di Kutib Dari :
Imam Ghazali
Kaidah-Kaidah Sufi
Keluar Dari Kemelut Tipu Daya