TIPUDAYA TERHADAP KAUM SUFI Kelompok Kesembilan

TIPUDAYA TERHADAP KAUM SUFI  
Kelompok Kesembilan

Kelompok yang melampaui tahap di atas. Mereka tidak berpaling pada llimpahan-limpahan cahaya di tengah jalan penempuhan, juga tidak bergeming dengan kemudahan anugerah yang utama, sama sekali tak peduli. Bahkanmereka ini terus berjalan. Ketika mereka mendekati wushul, mereka mengira sudah sampai pada tujuan, lantas berhenti disana dan tidak melakukan introspeksi pada tindakannya. Mereka menjadi keliru sebab Allah sendiri memiliki tujuh puluh hijab, baik dari hijab cahaya maupun hijab kegelapan. Dan tak seorang penempuhpun yang dapat menyibak tirai hijab itu, melainkan orang itu telah merasa dirinya telah sampai. Dan dalam konteks inilah Allah berfirman untuk memberi informasi tentang Ibrahim a.s.:
فلما جن عليه الليل رءا كوكبا قال: هذا ربي, فلما أفل قال: لا أحب الآفلين [الأنعام: 76
“Ketika malam telah menjadi gelap, ia melihat sebuah bintang (lalu) ia berkata ‘Inilah Tuhanku’. Tetapi ketika bintang itu tenggelan ia berkata ‘Saya tidak suka kepada yang tenggelam’.” (Q.S. Al-An’am: 76)

Kebanyakan orang yang telah sampai pada tahap (maqam) ini, sebenarnya baru tahap awal penyingkapan hijab antara hamba dan Tuhannya yang merupakan perkara ketuhanan yang agung. Suatu cahaya dari cahay-cahaya Allah, yakni rahasia terdalam kalbu yang menampilkan kebenaran sebagaimana adanya, sehingga jagad merasa berat memikul sepenuhnya dan karena hakikat itu meliputi gambaran keseluruhan. Menurutnya, cahaya Allah telah memancar sedemikian agung, karena seluruh wujud di matanya telah nampak sebagaimana adanya, yang semula tertutup lampu, yang menjadi penutupnya. Manakala cahayanya nampak dan tersingkap tirai cahaya Allah padanya, kadang-kadang hati bisa terpesona dan hanya terpaku pada hati saja karena suatu keindahan yang dahsyat yang bisa meneriakkan dirinya “Ana Al-Haq” (Akulah Tuhan). Seandainya ia tidak bisa menjelaskan apa dibalik itu semua dan berpijak pada apa yang ada tersebut, ia akan hancur dengan sendirinya. Dengan titik pandang inilah kaum Nasrani memandang Al-Masih, mereka mengatakan bahwa Al-Masih itu Tuhan. Mereka mengalami kesalahan, seperti orang yang memandang bintang dalam cermin dan ada di dalam air. Lalu ia ulurkan tangannya untuk meraih bintang tersebut. Tentu mereka ini terkena tipudayanya sendiri.

Ragan tipudaya dalam penempuhan tarikat menuju kepada Allah tidak bisa dibatasi oleh tumpukan atau jilid-jilid buku, dan tidak bisa dibatasi kecuali setelah menjelaskan seluruh ilmu-ilmu rahasia. Tentu jalan menuju kesana tidak mudah, dimana, kadang-kadang, boleh ditampakkan, manakala tidak memperdaya orang. Hanya Allah lah segala Taufik dan Dia lah Yang Maha Mencukupi diri saya, dan sebaik-baik tempat menyerah. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Daya dan Kekuatan Allah Yang Maha Luhur dan Maha Agung. Semoga Allah menganugerahkan shalawat-Nya kepada junjungan kita, Nabi Muhammad, dan seluruh keluarga serta sahabatnya.
Di Kutib Dari : 
Imam Ghazali
Kaidah-Kaidah Sufi
Keluar Dari Kemelut Tipu Daya

  1. TIPUDAYA TERHADAP KAUM SUFI Kelompok Pertama - New !!
  2. TIPUDAYA TERHADAP KAUM SUFI Kelompok Kedua - New !!
  3. TIPUDAYA TERHADAP KAUM SUFI Kelompok Ketiga - New !!
  4. TIPUDAYA TERHADAP KAUM SUFI Kelompok Keempat - New !!
  5. TIPUDAYA TERHADAP KAUM SUFI Kelompok Kelima - New !!
  6. TIPUDAYA TERHADAP KAUM SUFI Kelompok Keenam - New !!
  7. TIPUDAYA TERHADAP KAUM SUFI Kelompok Ketujuh - New !!
  8.  TIPUDAYA TERHADAP KAUM SUFI Kelompok Kedelapan - New !!
  9. TIPUDAYA TERHADAP KAUM SUFI Kelompok Kesembila - New !!