TIPUDAYA YANG MENIMPA KALANGAN ULAMA Kelompok Kelima

 TIPUDAYA YANG MENIMPA KALANGAN ULAMA
Kelompok Kelima

Mereka sibuk dengan ilmu kalam dan polemik, dan sibuk mengkounter lawan-lawannya yang kontra. Mereka memperbanyak wacana logika yang berbeda-beda, dan menekuni doktrin metodologi dalam melawan kelompok lain yang berbeda. Mereka ini ada dua kalangan: pertama, kalangan yang sesat dan menyesatkan, kedua adalah kalangan yang meneliti secara detil.

Kalangan yang sesat dan menyesatkan, mereka terpedaya oleh kealpaannya melalui kesesatan yang dipeluk dengan dugaan kuat bahwa kesesatan itu bisa mneyelamatkannya. Mereka terpecah-pecah dan mengkafirkan satu sama lain. Mereka tersesat karena memvonis suatu pandangan tanpa mengetahui bukti dalil dan metodologinya. Mereka menganggap dalil syubhatpun bisa dijadikan pegangan dan akhirnya buktinya pun syubhat.

Sementara kalangan yang meneliti secara detil, berpandangan bahwa polemik merupakan persoalan prioritas dan menempati posisi utama dalam agama Allah. Mereka berasumsi bahwa tak seorangpun bisa sempurna agamanya sepanjang belum mengkaji detil. Siapa yang membenarkan Allah tanpa membuat penelitian dan kajian terhadap suatu premis, dia tidak dikatakan sebagai mukmin yang sempurna dan tidak bisa dianggap dekat dengan Allah SWT. Mereka sama sekali tidak menoleh kepada generasi pertama, bahwa Nabi SAW yang disaksikan oleh mereka sebagai makhluk paling utama samasekali tidak menuntut suatu dalil untuk keimanan seseorang. Abu Umamah al-Bahily r.a pernah meriwayatkan dari Nabi SAW yang bersabda:
ما ضل قوم قط أوتوا الجدل
“Suatu kaum tidak akan pernah sesat sama sekali kecuali jika perdebatan didatangkan kepada mereka”.