TIPUDAYA YANG MENIMPA KALANGAN ULAMA Kelompok Keempat
TIPUDAYA YANG MENIMPA KALANGAN ULAMA
Kelompok Keempat
Para Ulama yang meninggalkan pentingnya ilmu pengetahuan. Mereka hanya membatasi ilmu fatwa saja dalam bidang hukum dan peradilan. Mereka lebih banyak menekuni bidang kerja duniawi yang berjalan untuk kebaikan kehidupan. Lantas mereka mnekuni bidang ilmu yang disebut fikih. Mereka sebut disiplin itu dengan fiqih atau ilmu madzhab, sementara bersamaan dengan penekunannya tersebut mereka mengabaikan amal-amal yang lahiriyah maupun batiniyah. Mereka tidak menjaga fisik, tidak menjaga ucapan dari pergunjingan, mencegah perut dari barang haram, dan tidak mencegah langkah ke rumah-rumah penguasa. Jika demikian seluruh fisiknya, merekapun tak dapat mengatur hatinya dari sikap takabur, riya’, dengki dan seluruh sifat-sifat destruktif.
Mereka ini terpedaya oleh dua hal: pertama, dari sgi ilmu pengetahuan. Kami telah membangun terapinya dalam kitab Al-Ihya’. Bahkan mereka itu seperti orang sakit yang mengetahui obatnya dari para cendekiawan, namun tidak mau tahu dan tidak mau menggunakannya. Mereka itu sebenarnya disanjung oleh kehancuran, dari segi bahwa mereka meninggalkan penyucian dan konsentrasi hati. Mereka lebih sibuk dengan bab haid, denda, li’an, dzihar, sementara mereka mengabaikan konstruksi di dalam jiwanya. Mereka terpedaya oleh pengagungan orang-orang di sekelilingnya, karena ia sebagai seorang hakim atau mufti yang menjadi rujukan. Bila mereka berpisah mereka saling menusukkan kejelekan masing-masing, namun ketika mereka bertemu, lontaran-lontaran mereka tidak muncul lagi.
Kedua, juga dari segi ilmu pengetahuan. Bahwa mereka berasumsi ilmu pengetahuan itu hanya ada pada bidangnya, dengan menduga ilmunya dapat menyelamatkannya. Padahal sarana yang bisa menyelamatkan adalah kecintaan kepada Allah. Cinta kepada Allah tidak bisa diraih kecuali dengan ma’rifatullah. Ma’rifat ini ada tiga, ma’rifat dzat, ma’rifat sifat, ma’rifat af’al. Mereka ibaratmenjual bekal ditenngah jalan orang yang sangat membutuhkannya, sementara mereka tidak tahu bahwa fiqih (pemahaman) itu datang dari Allah, mengenal sifat-Nya yang bersifat menakuti dan mencegah, agar hati senantiasa merasakan ketakutan, menekuni taqwa, sebagaimana firman-Nya:
فلولا نفر من كل فرقة منهم طائفة ليتفقهوا فى الدين و لينذروا قومهم إذا رجعوا إليهم لعلهم يحذرون﴾ التوبة: 122
“Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan ini antara mereka beberapa golongan untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”. (Q.S. At-Taubat: 122)
Diantara mereka ada yang membatasi bidang pengetahuan agama tersebut pada bidang fiqih saja dengan menekuni dimensi polemik antar Ulama (khilafiyah). Mereka tidak mencurahkan perhatian kecuali melalui metode perdebatan, disiplin dan menampakkan polemik, mempertahankan kebenaran semata bertujuan untuk bangga diri dan menang-menangan. Sepanjang siang dan malam mereka berdiskusi dalam soal pertentangan antar madzhab, mencaci kekurangan lawan atau teman. Mereka sebenarnya tidak bertujuan mencari ilmu, tetapi untuk suatu gengsi dihadapan orang lain. Seandainya mereka sibuk denngan penjernihan hatinya, pasti tindakannya lebih baik dibanding pengetahuan yang tidak bermanfaat kecuali sekedar manfaat dunia dan kesombongan. Padahal gengsi tersebut akan berubah menjadi nerak yang menjilat diakhirat nanti.
Padahal dalil-dalil madzhab tidak lebih dari kitabullah dan sunnah Rasulullah SAW. Betapa buruknya tipudaya yang mereka geluti.
Di Kutib Dari :
Imam Ghazali
Kaidah-Kaidah Sufi
Keluar Dari Kemelut Tipu Daya
- TIPUDAYA YANG MENIMPA KALANGAN ULAMA Kelompok Pertama
- TIPUDAYA YANG MENIMPA KALANGAN ULAMA Kelompok Kedua
- TIPUDAYA YANG MENIMPA KALANGAN ULAMA Kelompok Ketiga
- TIPUDAYA YANG MENIMPA KALANGAN ULAMA Kelompok Keempat
- TIPUDAYA YANG MENIMPA KALANGAN ULAMA Kelompok Kelima
- TIPUDAYA YANG MENIMPA KALANGAN ULAMA Kelompok Keenam
- TIPUDAYA YANG MENIMPA KALANGAN ULAMA Kelompok Ketujuh
- TIPUDAYA YANG MENIMPA KALANGAN ULAMA Kelompok Kedelapan
- TIPUDAYA YANG MENIMPA KALANGAN ULAMA Kelompok Kesembilan
- TIPUDAYA YANG MENIMPA KALANGAN ULAMA Kelompok kesepuluh