TIPUDAYA TERHADAP KAUM HARTAWAN Kelompok pertama
TIPUDAYA TERHADAP KAUM HARTAWAN
Kelompok pertama
Mereka bersemangat membangun masjid, sekolahan, pesantren, kantor, tangki-tangki air, dan bangunan-bangunan yang bisa dilihat manusia. Namanya tertera dalam prasasti sebagai donatur, agar kelak setelah matinya senantiasa dikenang.
Dengan upayanya itu, mereka menduga mendapatkan ampunan, padahal mereka telah terpedaya dalam dua sisi, pertama, mereka bekerja dari cara zalim, syubhat, suap dan dmi posisi duniawi yang sangat dilarang. Meerka benar-benar kontroversial dlam bidang kerjanya, dan dngan demikian mendapatkan petaka Allah. Mana kala mereka maksiat pada Allah dalam kinerjanya, seharusnya ia bertaubat dan mengembalikan harta pada yang berhak manakala merekamasih hidup, atau pada ahlliwarinya manakala mereka mati.
Manakala tak seorangpun ahli wari yang kedapatan hidup, harta terebut harus diberikan pada kepentingan kebaikan paling utama. Dan bisa jadi yang palling membutuhkan adalah orang-orang miskin. Apa gunanya bangunan yang tidak dibutuhkannya, sementara iapun akan mati dan meninggalkan bangunan itu?. Padahal umumnya mereka itu membangun berbagai sarana hanyalah riya’ demi popularitas serta agar indah dalam kenangan.
Kedua, mereka menyangka dirinya telah berbuat ikhlas dan meraih kebajikan melalui infak dan bangunan yang tinggi. Seandainya saja mereka dipaksa untuk menyedekahkan satu dinar saja pada orang miskin pasti mereka tidak akan toleran. Sebab cinta sanjungan dan pujian telah mendekam dihatinya.
Di Kutib Dari :
Imam Ghazali
Kaidah-Kaidah Sufi
Keluar Dari Kemelut Tipu Daya
- TIPUDAYA TERHADAP KAUM HARTAWAN Kelompok pertama - New !!
- TIPUDAYA TERHADAP KAUM HARTAWAN Kelompok kedua - New !!
- TIPUDAYA TERHADAP KAUM HARTAWAN Kelompok Ketiga - New !!
- TIPUDAYA TERHADAP KAUM HARTAWAN Kelompok Keempat - New !!
- TIPUDAYA TERHADAP KAUM HARTAWAN Kelompok Kelima - New !!
- TIPUDAYA TERHADAP KAUM HARTAWAN Kelompok Keenam - New !!