KAIDAH SUFI KEDUA
KAIDAH SUFI KEDUA
Beramal hanya semata demi Allah, tanpa adanya unsur lain yang menjadi sekutu atau menyekutukan-Nya dalam amal. Sabda Rasulullah SAW, “Sembahlah Allah seakan-akan kau melihat-Nya, maka apabila engkau tidak melihat-Nya sesungguhnya Dia melihatmu.”
Indikasinya adalah, seseorang tidak akan rela beramal selain kepada Allah SWT. Selain Allah adalah dianggap sebagai factor perintang. Sehingga dalam beramal harus menjauhkan unsur makhluk, karena sabda Nabi SAW, “Rugilah para penghamba dinar.”
Hendaknya ia mengarahka seluruh cita-cita harapannya hanya kepada Allah SWT, karena sabda Nabi SAW,”diantara tanda kebagusan Islamnya seseorang adalah meninggalkan apa yang tidak berguna baginya.” Jauhilah segala bentuk subhat dan anda harus mewaspadainya, sebab Nabi SAW bersabda,”Tinggalkan apa yang meragukanmu menuju sesuatu apa yang tidak meragukanmu”.
Apabila tiga prinsip tersebut benar maka buah dari ranting-ranting pohonnya akan mendekat anda sehingga akan muncul gambaran nyatanya di dunia sementara maknawinya di akhirat.
Dengan criteria hasrat anda dan konsisten anda terhadap tindakan dan pencegahan, anda turut ambil bagian dalam hadits yang popular ini, ”Jadilah hidupmu di dunia seakan-akan sebagai orang yang terasing atau orang yang melintasi jalan, dan instropeksilah dirinmu dengan mereka para penghuni kubur.”
Tanda-tanda seseorang itu menerima apa adanya nikmat Allah (wana’ah) adalah merasa sudah cukup dengan bekal untuk menghadapi suhu panas, dingin atau kelaparan. Karena sabda Nabi SAW, “jatah anak cucu Adan adalah seberapa suapan yang bisa mengganjal lambungnya.” Orang memiliki anggur jangan ambisis meraih dan menjadi pemilik gandum, seorang pengukir jangan berambisi memiliki ukirannya. Orang yang cukup dengan perkara halal jangan berambisi meraih yang mubah, atau condong pada syubhat.
Tanda-tanda keterasingan adalah beban yang ringan, tidak berambisi pada beban yang memberatkan, meninggalkan meminta-minta sebab meninta-minta cenderung berlindung di balik bayangan orang asing. Sedangkan tanda-tanda orang yang melewati jlan adalah kebergegasan untuk menjawab panggilan serta keridhaannya dan asumsi baik terhadap apa yang telah terjadi padanya. Sementara tanda-tanda “kematian” adalah memprioritaskan kepentingan dan masaalh agamanya dalam seluruh waktunya